Minggu, 23 September 2018

PARIS GRATIS UNTUK SI GADIS KAMPUNG



PARIS GRATIS   !



Paris Gratis !
Pernah gak sih saya mikir suatu saat dapat kesempatan ke kota yang disebut paling romantis, kota yang menjadi favorit para kolongmerat, artis bahkan para pejabat besar negeri tercinta ini.
Lantas saya siapa ? haha

Sempat mikir, kira-kira punya uang darimana kalau harus ke negara tersebut. Rasanya sulit dengan kondisi saat ini. Sebagai mahasiswa fresh graduate yang baru meniti karir belum menjadi apa-apa, terlebih lagi sedang belajar menabung untuk biaya melanjutkan S2. Mikir juga sih, toh kalau punya uangnya pun sayang juga kalau cuma untuk jalan-jalan doang. Akh sudahlah !

Tapi entah kenapa saya selalu punya prinsip segala sesuatu yang menurut perkiraan sulit untuk digapai dengan usaha sendiri. Saya selalu berharap mendapat hadiah dari apapun, meski pun gak kepikiran dapat hadiah darimana. Ya mungkin hadiah undian. Haha

Oh iya, saya mau cerita dulu pas saya kuliah S1 di kampus kebanggan saya UIN Jakarta. Saya suka heran dan terkagum-kagum kalau dosen ceritain suatu negara dengan pengalamannya mengunjungi tersebut. Oh oh rasanya luar biasa dalam hati kok keren banget sih pak / buk. Dalam hati bergumam– insyaAllah nanti juga saya begitu. Sering mikir kapan ya bisa begitu ? terlebih lagi saya punya temen-temen yang luar biasa. Saya punya temen-temen yang bisa keluar negeri entah karena student exhange, menjadi delegasi UIN Jakarta ataupun kegiatan seminar lainnya. Haduh , semakin menjadi deh kok saya gak sekeren mereka yaa bisa keluar negeri. Ada yang ke India, Thailand, Dubai, Malaysia dan lainnya. Padahal mereka teman-teman deket saya loh. Apa rasanya menjadi ulfah ini ? ya saya ikut bahagia. Sambil bergumam nanti kalau saya ke luar negeri pertama kali, saya mau ke negara yang teman-teman kampus ataupun teman deket saya belum kunjungi.  Tapi kapan ? akh sudahlah ini proposal saya  terhadap Tuhan dan terserah Tuhan mau mengabulkan kapan.

Tarang.... ! sampai lulus kuliah strata satu  pun saya belum ke luar negeri juga. Tahun 2016 adalah tahun pertam saya menyandang sarajana. Seperti biasa setiap pergantian tahun saya biasa menulis resolusi-resolusi dan ditahun tersebut saya menulis sebuah resolusi S2 + Eroupe ! ya mungkin maksudnya kuliah S2 di Eropa kali ya. Tapi saya pun gak tau mau kuliah dimana dan sama sekali tidak mempersiapkan apapun. Singkat cerita di tahun ini pun saya mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan besar di Indonesia, meski awalnya saya kerja hanya untuk menunggu S2  tapi akhirnya saya menikmati pekerjaan ini. Lantas bagaimana mimpi melanjutkan studi ? oh tentu masih sangat besar bahkan rekan-rekan kantor  pun tahu.

Sebenarnya Ayah saya meminta saya selesai kuliah strata satu langsung melanjutkan ke strata dua. Ayah bilang beliau masih mampu untuk membiayai dan ayah mau saya sebagai putrinya yang paling kecil bisa melanjutkan studi. Entah mengapa saya malu dengan keluarga saya terutama Ibu dan Ayah mana mungkin saya harus terus jadi beban untuk mereka. Sementara dulu pas S1 saya full dibiayai mereka bahkan termasuk semua kegiatan diluar kampus sekali pun. Ayah bahkan tidak mengijinkan saya bekerja dan meminta fokus kuliah saja dengan memenuhi semua kebutuhan kuliah dan lainnya.
Akhirnya saya mikir, saya pokoknya mau S2 dengan uang saya sendiri. Akhirnya saya putusakan tahun 2016 adalah tahun menabung.  Semenjak saya bekerja, semenjak itu pula saya menstop semua uang dari orang tua saya. Hamdallah saya masih bisa hidup ternyata. Ayah sempat kecewa tapi dengan penjelasan Ibunda tercinta yang mencoba memahamkan Ayah bahwasannya saya “Ulfah” tidak ingin menjadi beban dan ingin belajar mebiayai sendiri akhirnya beliau mulai faham.

Jl. Jendral Sudirman adalah petualangan baru, bertemu dengan orang luar biasa. Dunia yang baru saya kenal, menarik ternyata. Banyak hal yang baru yang saya temukan, ujiannya bukan dikerjaan tapi di perjalanan. Bagaimana tidak setiap hari dari Ciputat ke Sudirman menggunakan Bus Way melewati jalur-jalur hitz yang macet di Ibu Kota.  Mungkin tidak banyak orang tahu, hampir setiap pagi saya harus berdiri dengan kondisi bus penuh sesak dari Cipuat ke Sudirman begitu pula ketika pulang. Ini sungguh ujian terberatku !

Kira-kira saya termasuk orang yang memikirkan kerjaan gak sih ya ? jujur dulu sama sekali gak kepikiran ternyata saya kerja berangkat pagi-pagi buta dan pulang pun senja. Dulu masih idealis mikirnya abis lulus S1 lanjut S2 dapat beasiswa terus bisa ikut seminar-seminar nasional dan internasional dan tentunya nikah lalu bla bla.
Tapi entah kenapa Tuhan menggerakan hati saya untuk keluar dari zona nyaman akhirnya saya KERJA rek ! akhirnya saya ngerasain juga nano-nanonya orang bekerja. Tapi yang paling parah sebelum saya melanjutkan S2 saya sering sedih kalau liat temen-temen kuliah lagi rasanya gimana gitu, mau juga kaya mereka.  Tapi sudah please nabung dulu yes ! untuk persiapan kuliah.
Bismillah saya kerja dan ternyata surprise !!!

Saya ketemu orang-orang luar biasa , akh bahagiannya. Singkat cerita, saya baru tingga bulan jadi pegawai tiba-tiba ada woro-woro ada lomba yang mewakili perusahaan dan jika juara hadiahnya ke luar negeri. Temen-temen sih bilang kalau mau ikut lomba itu harus lulus seleski internal departemen terlebih dahaulu baru nanti yang lolos internal akan didaftarkan ikut perlombaan presentasi nasional itu. Haduh menarik, tapi mana mungkin sayapun mengajukan diri dan rasanya tidak mungkin mengajukan diri untuk ikut seleksi.
Tiba-tiba disela pekerjaan saya ada salah satu leader yang datang ke meja saya dan dia berkata “ Fa, kamu dipanggil Bapak pimpinan  ke ruangannya “ semapat tertegun ada apa ya ? saya salah apa ?. Ya sudah saya pun segera menuju ke ruangan beliau ternyata disana sudah ada menager-menager pimpinan saya. Tiba-tiba saya ditanya kamu siap gak kalau ikut seleski perlombaan ? saya saat itu masih ragu, malu juga anak baru dan apa kata mereka kalau saya anak baru yang belum tau apa-apa ikut acara ini. Saya terdiam sambil tersenyum – saya bilang belum punya pengealaman saya pak, bu. Mereka tertawa dan beberapa orang tersebut di ruangan itu meyakinkan saya bahwa saya pasti bisa. Dengan bismillah saya pun terima tawaran tersebut.
Persiapan seleski pun dimulai, lumayan cukup ketat harus bersaing dengan rekan-rekan sesama unit kerja dan dengan rekan unit kerja yang lain. Saya lulus dan saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti lomba ini mewakili perusahaan tempat saya bekerja. Sempat merasa tidak nyaman karena banyak pula diantara mereka yang kaget dan mungkin meragukan seorang Ulfah Zakiyah anak baru sudah berani-berani ikut lomba sekelas nasional. Tapi bagiku pandangan mereka wajar toh memang kenayataannya belum ada bukti saya memiliki prestasi kok di kantor ini.

Singkat cerita dengan segala kelelahan, keseruan persiapan lomba bahkan terkadang tangis berkahir dengan tangisan kebahagiaan. Allahu Akbar ! Di malam gala dinner ternyata nama  saya dipanggil ke podium dan bisa menjadi number  one dikategori yang saya ikutin. Rasnya semua lelah, tangis selama ini terbayar sudah ada kebahagiaan tersendiri. MasyaAllah ! Opps tunggu dulu akh ini sih bukan karena sekedar usahsaya atau do’saya tapi usaha mereka dan do’a-do’a orang sekeliling saya. Karena kita tidak pernah tahun usaha keberapa, usaha siapa dan bahkan do’a siapa yang Tuhan kabulkan. Terutama Ibu dan Ayah saya  yang sangat istimewa yang mendukung sepenuhnya, bahkan selalu melakukan hal-hal yang sangat so sweet diantaranya sebelum saya lomba presentasi Ibu saya mengundang adik-adik tidak mampu ke rumah untuk meminta do’anya untuk kelancaran presentasi saya dan memberikan sumbangan untuk mereka tanpa sepengetahuan saya. Duh Manisnya !
Terakhir setelah kemenangan pun ada hal yang tidak kalah manis, beliau meminta saya segera pulang dan ternyata dirumah sudah banyak orang yang sedang masak-masak di rumah. Saya tertegun dan bertanya  “ ada apa ini ? mau syukuran apa Ibu/ Ayah ? “ dengan lembutnya Ibu menjawab “ Syukuran atas keberhasilan anak umi dan abih, karena ini nadzar abih dan umi “. Bayangkan seberapa bahagianya saya menjadi anak beliau ini ? . Hal ini pula yang sering orang tua saya ingatkan kepada saya “ apapun yang kamu dapatkan bukan karena kamu saja tapi boleh jadi karena do’a-do’a mereka yang disadari atau tidak, maka tetaplah rendah hati sayangi mereka yang membutuhkanmu. Terutama adik-adik yatim dan adik-adik yang kurang mampu disekitarmu“. Sekali lagi saya percaya sumber kekuatan bahkan keberhasilan saya di dunia ini salah satunya adalah kerido’an orang tua saya. Terimakasih tak terhingga Umi Abih !

Dan tentunya ini adalah bukti kebaikan Tuhan untuk saya. Tanpa-Nya meski sudah dipersiapkan sebaik mungkin, didukung sepenuh mungkin tentu tidak akan terjadi tanpa Ijin-Nya.
Alhamdulillah ! France, Belgium dan Belanda 2017 pengajuan proposal saya pada Tuhan terkabul. Akhirnya gadis kampung ini ke Eropa juga dan salah satu kebahagiaan saya pun diterima menjadi Mahasiswa Program Magister UIN Jakarta. Dengan persiapan yang seadanya karena berbarengan dengan persiapan lomba.


Kira-kira 2018 proposal saya apa ya? Salah satunya yang tak pernah absen dari proposal saya ya NIKAH. Duh kapan ya ? Sudah-sudah tunggu waktunya saja ya. 
Dan Alhamdulillah Proposal saya 2018 Tour Asia dan ternyata tekabul juga. InsyaAllah Oktober  2018 KOREA Gratis !



Menara Eiffel, Paris –France




Brussels, Belgium


Windmill, Belanda