PARIS GRATIS !
Paris
Gratis !
Pernah
gak sih saya mikir suatu saat dapat kesempatan ke kota yang disebut paling
romantis, kota yang menjadi favorit para kolongmerat, artis bahkan para pejabat
besar negeri tercinta ini.
Lantas
saya siapa ? haha
Sempat
mikir, kira-kira punya uang darimana kalau harus ke negara tersebut. Rasanya
sulit dengan kondisi saat ini. Sebagai mahasiswa fresh graduate yang baru
meniti karir belum menjadi apa-apa, terlebih lagi sedang belajar menabung untuk
biaya melanjutkan S2. Mikir juga sih, toh kalau punya uangnya pun sayang juga
kalau cuma untuk jalan-jalan doang. Akh sudahlah !
Tapi
entah kenapa saya selalu punya prinsip segala sesuatu yang menurut perkiraan sulit
untuk digapai dengan usaha sendiri. Saya selalu berharap mendapat hadiah dari
apapun, meski pun gak kepikiran dapat hadiah darimana. Ya mungkin hadiah
undian. Haha
Oh
iya, saya mau cerita dulu pas saya kuliah S1 di kampus kebanggan saya UIN
Jakarta. Saya suka heran dan terkagum-kagum kalau dosen ceritain suatu negara
dengan pengalamannya mengunjungi tersebut. Oh oh rasanya luar biasa dalam hati
kok keren banget sih pak / buk. Dalam hati bergumam– insyaAllah nanti juga saya
begitu. Sering mikir kapan ya bisa begitu ? terlebih lagi saya punya temen-temen
yang luar biasa. Saya punya temen-temen yang bisa keluar negeri entah karena
student exhange, menjadi delegasi UIN Jakarta ataupun kegiatan seminar lainnya.
Haduh , semakin menjadi deh kok saya gak sekeren mereka yaa bisa keluar negeri.
Ada yang ke India, Thailand, Dubai, Malaysia dan lainnya. Padahal mereka
teman-teman deket saya loh. Apa rasanya menjadi ulfah ini ? ya saya ikut
bahagia. Sambil bergumam nanti kalau saya ke luar negeri pertama kali, saya mau
ke negara yang teman-teman kampus ataupun teman deket saya belum kunjungi. Tapi kapan ? akh sudahlah ini proposal saya terhadap Tuhan dan terserah Tuhan mau
mengabulkan kapan.
Tarang....
! sampai lulus kuliah strata satu pun saya
belum ke luar negeri juga. Tahun 2016 adalah tahun pertam saya menyandang
sarajana. Seperti biasa setiap pergantian tahun saya biasa menulis
resolusi-resolusi dan ditahun tersebut saya menulis sebuah resolusi S2 + Eroupe
! ya mungkin maksudnya kuliah S2 di Eropa kali ya. Tapi saya pun gak tau mau
kuliah dimana dan sama sekali tidak mempersiapkan apapun. Singkat cerita di
tahun ini pun saya mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan besar di Indonesia, meski awalnya saya kerja hanya untuk menunggu S2 tapi akhirnya saya menikmati pekerjaan ini.
Lantas bagaimana mimpi melanjutkan studi ? oh tentu masih sangat besar bahkan
rekan-rekan kantor pun tahu.
Sebenarnya
Ayah saya meminta saya selesai kuliah strata satu langsung melanjutkan ke
strata dua. Ayah bilang beliau masih mampu untuk membiayai dan ayah mau saya sebagai
putrinya yang paling kecil bisa melanjutkan studi. Entah mengapa saya malu
dengan keluarga saya terutama Ibu dan Ayah mana mungkin saya harus terus jadi
beban untuk mereka. Sementara dulu pas S1 saya full dibiayai mereka bahkan
termasuk semua kegiatan diluar kampus sekali pun. Ayah bahkan tidak mengijinkan
saya bekerja dan meminta fokus kuliah saja dengan memenuhi semua kebutuhan
kuliah dan lainnya.
Akhirnya
saya mikir, saya pokoknya mau S2 dengan uang saya sendiri. Akhirnya saya
putusakan tahun 2016 adalah tahun menabung. Semenjak saya bekerja, semenjak itu pula saya
menstop semua uang dari orang tua saya. Hamdallah saya masih bisa hidup
ternyata. Ayah sempat kecewa tapi dengan penjelasan Ibunda tercinta yang
mencoba memahamkan Ayah bahwasannya saya “Ulfah” tidak ingin menjadi beban dan
ingin belajar mebiayai sendiri akhirnya beliau mulai faham.
Jl.
Jendral Sudirman adalah petualangan baru, bertemu dengan orang luar biasa.
Dunia yang baru saya kenal, menarik ternyata. Banyak hal yang baru yang saya
temukan, ujiannya bukan dikerjaan tapi di perjalanan. Bagaimana tidak setiap
hari dari Ciputat ke Sudirman menggunakan Bus Way melewati jalur-jalur hitz
yang macet di Ibu Kota. Mungkin tidak
banyak orang tahu, hampir setiap pagi saya harus berdiri dengan kondisi bus penuh
sesak dari Cipuat ke Sudirman begitu pula ketika pulang. Ini sungguh ujian
terberatku !
Kira-kira
saya termasuk orang yang memikirkan kerjaan gak sih ya ? jujur dulu sama sekali
gak kepikiran ternyata saya kerja berangkat pagi-pagi buta dan pulang pun
senja. Dulu masih idealis mikirnya abis lulus S1 lanjut S2 dapat beasiswa terus
bisa ikut seminar-seminar nasional dan internasional dan tentunya nikah lalu
bla bla.
Tapi
entah kenapa Tuhan menggerakan hati saya untuk keluar dari zona nyaman akhirnya
saya KERJA rek ! akhirnya saya ngerasain juga nano-nanonya orang bekerja. Tapi
yang paling parah sebelum saya melanjutkan S2 saya sering sedih kalau liat
temen-temen kuliah lagi rasanya gimana gitu, mau juga kaya mereka. Tapi sudah please nabung dulu yes ! untuk
persiapan kuliah.
Bismillah
saya kerja dan ternyata surprise !!!
Saya
ketemu orang-orang luar biasa , akh bahagiannya. Singkat cerita, saya baru
tingga bulan jadi pegawai tiba-tiba ada woro-woro ada lomba yang mewakili
perusahaan dan jika juara hadiahnya ke luar negeri. Temen-temen sih bilang
kalau mau ikut lomba itu harus lulus seleski internal departemen terlebih
dahaulu baru nanti yang lolos internal akan didaftarkan ikut perlombaan
presentasi nasional itu. Haduh menarik, tapi mana mungkin sayapun mengajukan
diri dan rasanya tidak mungkin mengajukan diri untuk ikut seleksi.
Tiba-tiba
disela pekerjaan saya ada salah satu leader yang datang ke meja saya dan dia
berkata “ Fa, kamu dipanggil Bapak pimpinan
ke ruangannya “ semapat tertegun ada apa ya ? saya salah apa ?. Ya sudah
saya pun segera menuju ke ruangan beliau ternyata disana sudah ada
menager-menager pimpinan saya. Tiba-tiba saya ditanya kamu siap gak kalau ikut
seleski perlombaan ? saya saat itu masih ragu, malu juga anak baru dan apa kata
mereka kalau saya anak baru yang belum tau apa-apa ikut acara ini. Saya terdiam
sambil tersenyum – saya bilang belum punya pengealaman saya pak, bu. Mereka
tertawa dan beberapa orang tersebut di ruangan itu meyakinkan saya bahwa saya
pasti bisa. Dengan bismillah saya pun terima tawaran tersebut.
Persiapan
seleski pun dimulai, lumayan cukup ketat harus bersaing dengan rekan-rekan
sesama unit kerja dan dengan rekan unit kerja yang lain. Saya lulus dan saya
mendapatkan kesempatan untuk mengikuti lomba ini mewakili perusahaan tempat saya
bekerja. Sempat merasa tidak nyaman karena banyak pula diantara mereka yang
kaget dan mungkin meragukan seorang Ulfah Zakiyah anak baru sudah berani-berani
ikut lomba sekelas nasional. Tapi bagiku pandangan mereka wajar toh memang
kenayataannya belum ada bukti saya memiliki prestasi kok di kantor ini.
Singkat
cerita dengan segala kelelahan, keseruan persiapan lomba bahkan terkadang
tangis berkahir dengan tangisan kebahagiaan. Allahu Akbar ! Di malam gala
dinner ternyata nama saya dipanggil ke
podium dan bisa menjadi number one
dikategori yang saya ikutin. Rasnya semua lelah, tangis selama ini terbayar
sudah ada kebahagiaan tersendiri. MasyaAllah ! Opps tunggu dulu akh ini sih
bukan karena sekedar usahsaya atau do’saya tapi usaha mereka dan do’a-do’a
orang sekeliling saya. Karena kita tidak pernah tahun usaha keberapa, usaha
siapa dan bahkan do’a siapa yang Tuhan kabulkan. Terutama Ibu dan Ayah
saya yang sangat istimewa yang mendukung
sepenuhnya, bahkan selalu melakukan hal-hal yang sangat so sweet diantaranya
sebelum saya lomba presentasi Ibu saya mengundang adik-adik tidak mampu ke
rumah untuk meminta do’anya untuk kelancaran presentasi saya dan memberikan
sumbangan untuk mereka tanpa sepengetahuan saya. Duh Manisnya !
Terakhir
setelah kemenangan pun ada hal yang tidak kalah manis, beliau meminta saya segera
pulang dan ternyata dirumah sudah banyak orang yang sedang masak-masak di
rumah. Saya tertegun dan bertanya “ ada
apa ini ? mau syukuran apa Ibu/ Ayah ? “ dengan lembutnya Ibu menjawab “
Syukuran atas keberhasilan anak umi dan abih, karena ini nadzar abih dan umi “.
Bayangkan seberapa bahagianya saya menjadi anak beliau ini ? . Hal ini pula
yang sering orang tua saya ingatkan kepada saya “ apapun yang kamu dapatkan
bukan karena kamu saja tapi boleh jadi karena do’a-do’a mereka yang disadari
atau tidak, maka tetaplah rendah hati sayangi mereka yang membutuhkanmu.
Terutama adik-adik yatim dan adik-adik yang kurang mampu disekitarmu“. Sekali
lagi saya percaya sumber kekuatan bahkan keberhasilan saya di dunia ini salah
satunya adalah kerido’an orang tua saya. Terimakasih tak terhingga Umi Abih !
Dan
tentunya ini adalah bukti kebaikan Tuhan untuk saya. Tanpa-Nya meski sudah
dipersiapkan sebaik mungkin, didukung sepenuh mungkin tentu tidak akan terjadi
tanpa Ijin-Nya.
Alhamdulillah
! France, Belgium dan Belanda 2017 pengajuan proposal saya pada Tuhan terkabul. Akhirnya gadis kampung ini ke Eropa juga dan salah satu kebahagiaan saya pun diterima menjadi Mahasiswa Program Magister UIN Jakarta.
Dengan persiapan yang seadanya karena berbarengan dengan persiapan lomba.
Kira-kira 2018 proposal saya apa ya? Salah satunya yang tak pernah absen dari proposal saya ya NIKAH. Duh kapan ya ? Sudah-sudah tunggu waktunya saja ya.
Dan Alhamdulillah Proposal saya 2018 Tour Asia dan ternyata tekabul juga. InsyaAllah Oktober 2018 KOREA Gratis !
Menara Eiffel, Paris –France
Brussels, Belgium
Windmill, Belanda