Aku
dan Januari
Malam
itu aku begitu bahagia karena akhirnya yang ditunggu-tunggu pun akan tiba. Apa
itu ? besok aku sidang skripsi. Malam itu betapa bersyukurnya bisa sampai detik
ini tapi kecemasan pun sesekali muncul karena ada rasa takut mengahdapi sidang
esok hari. Tapi semua ketakutan, kecemasan itu kalah dengan semangat ku untuk
lulus skripsi. Bismillah saja pokoknya “ tandasku “.
Malam
itu pun aku tidak bisa tidur senyenyak seperti biasanya. Sesekali terbangun
melihat jam dinding yang terpasang dikamarku. Hingga akhirnya pada pukul
setengah empat pagi aku bagun aku pun segera bergegas ke kamar mandi untuk
mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat untuk menghilangkan segala
kegelisahan ku malam itu. Aku terungkur dalam sujud panjangku pada-Nya, aku
pasrahkan seglanya kepada-Nya dan aku berharap esok akan baik-baik saja dan
berharap lulus dengan nilai skripsi A diatas 8,5. Itulah aku dalam
kekhawatiran, kegelisahaan sekalipun aku tetap tidak mau kalah dengan
mimpi-mimpiku yang ku tuliskan jauh-jauh hari.
Pagi
itu begitu syahdu. Aku berangkat ke kampus bersama sahabat-sahabatku. Bismillah
yes ! Aku lulus Insyaallah seraya dalam hati terus berucap “ berkahkan,
mudahkan, indahkan, lancarkan dan luluskan “ itu saja yang diulang-ulang entah
berapa kali. Hingga tiba waktuku mempertahankan penelitianku dihadapan para
dosen penguji yang luar biasa. Duarrrr Alhamdulillah aku lulus dan mendapatkan
predikat cumlaude serta mendapatkan nilai A.
Pecah
susana pagi menjelang siang itu dengan suasana haru, telponku pun begitu sering
berdering, pesan sms bahkan chat pun begitu banyak untuk sekedar mengucapkan
selamat akhirnya lulus juga. Teman-teman bahakan sahabat-sahabatku pun banyak
yang hadir untuk memberikan dukungan dan selamat atas sidang kelulusanku.
Ini
Januari ku ! Hamdallah aku lulus dibulan kelahiranku. Ooh januari selalu jadi
juara. Tak selang berapa lama tepat sebulan berikutnya aku wisuda. Bahagia dan
haru menjadi satu! Jujur aku sangat bahagia dihari itu ketika melihat ibu dan
bapaku tersenyum bahagia dan bangga akan putri kecilnya yang manja ini akhirnya
mampu menyelesaikan strata satunya. Ada begitu banyak teman dan sahabat yang
datang untuk sekedar memeberikan ucapan selamat dan sebuket bungan. Akh aku
bahagia tapi seketika ada perasaan rasa sepi pula ketika melihat ada beberapa
teman yang lain kedatangan pasangannya baik yang sudah punya suami, tuangan
ataupun pacar. Aku berpikir mungkin akan lebih indah jika kehadiran orang tua,
keluarga dan teman dilengkapi kekasih halal. Akh sudahlah nanti pas wisudaan
strata dua aku pasti aku akan bisa bergandengan dengan pasangan halal aku. Beharap
dan berdoa seraya menghibur diri.
Dua
hari, seminggu bahkan dua minggu euforia wisudanya masih terasa. Tapi setalah dua minggu kemudia baru mulai terasa
welcome to the jungle itulah slogan yang biasa temen-temen ucapkan ketika
setelah lulus . Pertanyaan bertubi-tubi
pun tiap hari berdatangan “ Kerja, kuliah atau Menikah ? “ Kerja dimana
? knp gak lanjut S2 saja ? knp gk nikah aja dulu. Setiap hari pertanyaan itu
seolah menjadi alarmku.
Sepertinya
problema ini hampir dirasakan semua mahasiswa yang baru saja lulus kuliah, apalagi
bagi perempuan yang belum menikah. Ingin kerja tapi bla bla, mau melanjutkan S2
apalagi banyak pertimbangan. Terlebih lagi hidup di dalam budaya masyarakat
Indoneisa yang katanya sudah semakin populer tapi masih saja banyak sekali beranggapan
kalau perempuan pendidikannya tinggi susah nikahnya dengan alasan nanti
laki-laki minder . Padahal perempuan berpendidikan tinggi itu bukan niatnya
menyaingi laki-laki tapi kelak harus menjadi Ibu yang cerdas untuk anak-anaknya
dan juga menjadi istri yang cerdas untuk suaminya kelak yang mengerti dan
menjalankan hak kewajibannya sebagai istri.
Akh
sudahlah yang pasti saya percaya mana mungkin orang yang niat melanjutkan
pendidikan bukan semata untuk keren-kerenan tapi jadi apapun kelak yang pastinya untuk keluarga dan semoga pula bisa memberi manfaat untuk orang banyak demi mendapat Ridho-Nya,
mana mungkin DIA mengabaikan hambanya. Sementara semut yang berjalan di gelapnya malam bahkan daun yang berguguran pun Allah mengetahu apalagi sebagai manusia ciptaannya mana mungkin Allah mengabaikan. Aku Percaya Allah Maha Tahu dan Maha Sebaik-baiknya
Pemberi. Satu sisi tentu ada yang hal yang tidak dipungkiri MENIKAH. Karena bukankah menikah adalah impian
setiap orang bukan ? Apalagi perempuan setelah lulus S1 sudah mulai banyak yang
menikah. Semkain terasa ketika teman-teman sekeliling sudah mulai banyak yang
menikah dan sering kali hati bertanya AKU KAPAN YA ALLAH ?. Tapi aku memaknai
ini sebuah proses. Seperti halnya ketika lagi skripsi pengen banget cepet
sidang, lulus dan pakai toga. Sementara keluarga sudah banyak yang bertanya
kapan wisuda, teman-teman juga sama bahkan adik kelas pun banyak yang bertanya “
Ka , Kapan Wisuda ? “ . Saat itu ditanya kapan wisuda saat lagi susah-susahnya
skripsi rasanya gimana gitu tapi ujung-ujungnya lulus juga kan. Cuma butuh
sabar , terus memperbaiki diri dan nikmati prosesnya termasuk jodoh. InsyaAllah
segera berjumpa.