Sabtu, 26 Mei 2018

Aku & Januariku


Aku dan Januari

Malam itu aku begitu bahagia karena akhirnya yang ditunggu-tunggu pun akan tiba. Apa itu ? besok aku sidang skripsi. Malam itu betapa bersyukurnya bisa sampai detik ini tapi kecemasan pun sesekali muncul karena ada rasa takut mengahdapi sidang esok hari. Tapi semua ketakutan, kecemasan itu kalah dengan semangat ku untuk lulus skripsi. Bismillah saja pokoknya “ tandasku “.

Malam itu pun aku tidak bisa tidur senyenyak seperti biasanya. Sesekali terbangun melihat jam dinding yang terpasang dikamarku. Hingga akhirnya pada pukul setengah empat pagi aku bagun aku pun segera bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat untuk menghilangkan segala kegelisahan ku malam itu. Aku terungkur dalam sujud panjangku pada-Nya, aku pasrahkan seglanya kepada-Nya dan aku berharap esok akan baik-baik saja dan berharap lulus dengan nilai skripsi A diatas 8,5. Itulah aku dalam kekhawatiran, kegelisahaan sekalipun aku tetap tidak mau kalah dengan mimpi-mimpiku yang ku tuliskan jauh-jauh hari.

Pagi itu begitu syahdu. Aku berangkat ke kampus bersama sahabat-sahabatku. Bismillah yes ! Aku lulus Insyaallah seraya dalam hati terus berucap “ berkahkan, mudahkan, indahkan, lancarkan dan luluskan “ itu saja yang diulang-ulang entah berapa kali. Hingga tiba waktuku mempertahankan penelitianku dihadapan para dosen penguji yang luar biasa. Duarrrr Alhamdulillah aku lulus dan mendapatkan predikat cumlaude serta mendapatkan nilai A.

Pecah susana pagi menjelang siang itu dengan suasana haru, telponku pun begitu sering berdering, pesan sms bahkan chat pun begitu banyak untuk sekedar mengucapkan selamat akhirnya lulus juga. Teman-teman bahakan sahabat-sahabatku pun banyak yang hadir untuk memberikan dukungan dan selamat atas sidang kelulusanku.

Ini Januari ku ! Hamdallah aku lulus dibulan kelahiranku. Ooh januari selalu jadi juara. Tak selang berapa lama tepat sebulan berikutnya aku wisuda. Bahagia dan haru menjadi satu! Jujur aku sangat bahagia dihari itu ketika melihat ibu dan bapaku tersenyum bahagia dan bangga akan putri kecilnya yang manja ini akhirnya mampu menyelesaikan strata satunya. Ada begitu banyak teman dan sahabat yang datang untuk sekedar memeberikan ucapan selamat dan sebuket bungan. Akh aku bahagia tapi seketika ada perasaan rasa sepi pula ketika melihat ada beberapa teman yang lain kedatangan pasangannya baik yang sudah punya suami, tuangan ataupun pacar. Aku berpikir mungkin akan lebih indah jika kehadiran orang tua, keluarga dan teman dilengkapi kekasih halal. Akh sudahlah nanti pas wisudaan strata dua aku pasti aku akan bisa bergandengan dengan pasangan halal aku. Beharap dan berdoa seraya menghibur diri.

Dua hari, seminggu bahkan dua minggu euforia wisudanya masih terasa. Tapi  setalah dua minggu kemudia baru mulai terasa welcome to the jungle itulah slogan yang biasa temen-temen ucapkan ketika setelah lulus . Pertanyaan bertubi-tubi  pun tiap hari berdatangan “ Kerja, kuliah atau Menikah ? “ Kerja dimana ? knp gak lanjut S2 saja ? knp gk nikah aja dulu. Setiap hari pertanyaan itu seolah menjadi alarmku.

Sepertinya problema ini hampir dirasakan semua mahasiswa yang baru saja lulus kuliah, apalagi bagi perempuan yang belum menikah. Ingin kerja tapi bla bla, mau melanjutkan S2 apalagi banyak pertimbangan. Terlebih lagi hidup di dalam budaya masyarakat Indoneisa yang katanya sudah semakin populer tapi masih saja banyak sekali beranggapan kalau perempuan pendidikannya tinggi susah nikahnya dengan alasan nanti laki-laki minder . Padahal perempuan berpendidikan tinggi itu bukan niatnya menyaingi laki-laki tapi kelak harus menjadi Ibu yang cerdas untuk anak-anaknya dan juga menjadi istri yang cerdas untuk suaminya kelak yang mengerti dan menjalankan hak kewajibannya sebagai istri.

Akh sudahlah yang pasti saya percaya mana mungkin orang yang niat melanjutkan pendidikan bukan semata untuk keren-kerenan tapi jadi apapun kelak yang pastinya untuk keluarga dan semoga pula bisa memberi manfaat untuk orang banyak demi mendapat Ridho-Nya, mana mungkin DIA mengabaikan hambanya. Sementara semut yang berjalan di gelapnya malam bahkan daun yang berguguran pun Allah mengetahu apalagi sebagai manusia ciptaannya mana mungkin Allah mengabaikan. Aku Percaya Allah Maha Tahu dan Maha Sebaik-baiknya Pemberi. Satu sisi tentu ada yang hal yang tidak dipungkiri  MENIKAH. Karena bukankah menikah adalah impian setiap orang bukan ? Apalagi perempuan setelah lulus S1 sudah mulai banyak yang menikah. Semkain terasa ketika teman-teman sekeliling sudah mulai banyak yang menikah dan sering kali hati bertanya AKU KAPAN YA ALLAH ?. Tapi aku memaknai ini sebuah proses. Seperti halnya ketika lagi skripsi pengen banget cepet sidang, lulus dan pakai toga. Sementara keluarga sudah banyak yang bertanya kapan wisuda, teman-teman juga sama bahkan adik kelas pun banyak yang bertanya “ Ka , Kapan Wisuda ? “ . Saat itu ditanya kapan wisuda saat lagi susah-susahnya skripsi rasanya gimana gitu tapi ujung-ujungnya lulus juga kan. Cuma butuh sabar , terus memperbaiki diri dan nikmati prosesnya termasuk jodoh. InsyaAllah segera berjumpa.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar