TAFSIR IBN JARIR AT-THABARI
Oleh :
Ulfah Zakiyah
Tajwidatul Amanah
Pendahuluan
Al-Qur’an
adalah sumber utama ajaran Islam dan merupakan pedoman hidup bagi setiap
muslim, al-Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan
Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya ( hablum min
Allah wa hablum min an-nas), bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Untuk memahami ajaran islam secara sempurna (kaffah), maka langkah pertama yang
harus dilakukan adalah memahmi kandungan isi al-Qur’an dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan konsisten.[1]
Kehadiran
al-Qur’an telah memberi pengaruh yang luar biasa bagi lahirnya berbagai konsep
yang diperlukan manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Kaum muslimin sendiri
dalam rangka memahaminya telah melahirkan beribu-ribu kitab yang berupaya
menjelaskan makna pesannya.[2]
Sebagai teks al-Quran memiliki ruang
waktu yang kongkrit. Al-Quran diturunkan pada masa tertentu, kondisi tertentu
dan terkadang terkait dengan lawan bicara (mukhatab) tertentu pula. Ini berarti
teks al-Quran tidak bisa dipahami dengan aturan-aturan yang abstrak tetapi juga membutuhkan
pemahaman yang lebih ril melalui pendalaman akan waktu,tempat serta kondisi
diturunkannya. Terdapat berbagai macam sumber yang dijadikan sandaran para
mufassir dalam menafsirkan al-Qur’an, mereka berusaha untuk mengetahui
pemahaman secara detail dan bisa diungkapkan dengan kata-kata yang sesuai.
Terkait dengan itu, maka metodelogi penafsiran memiliki peran penting dalam
memahami dan menafsirkan al-Qur’an sebgai kitab suci.
Kemudian muncullah kitab-kitab
tafsir al-Qur’an dalam berbagai corak sesuai dengan back ground dan
kecendrungan penulisnya. Kitab tafsir Jami’ul Bayan fi Ta’wili al-Qur’an adalah
salah satu kitab tafsir yang lahir pada masa klasik, yang akan coba penulis
kemukakan dalam makalah sederhana ini. Terkait dengan profil penulisnya, metode
penulisannya, sistematika penulisannya dan analisisnya.
A. Riwayat Hidup Ibn Jarir At-Thabari (224 H – 310
H/839 – 925 M)
Ibn
Jarir At-Thabari terkenal sebagai imam mujtahid, sejarawan, ahli fiqih dan
muffasir. Nama aslinya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Jarir bin Binyasid bin
Katsir bin Ghalib al- Thabari. Beliau dilahirkan pada tahun 224 H/839 M di
Amol, nama daerah di Thabaristan. At- Thabari tumbuh dewasa dalam di keluarga
yang mementingkan pendidikan dan di lingkungan yang religius. Semasa hidupnya
dihabiskan untuk mencari ilmu pengetahuan dan mempelajari ilmu-ilmu agama.
Beliau telah menghafal al-Qur’an ketika berusia tujuh tahun, pernah menjadi
imam shalat ketika berusia delapan tahun dan mulai menulis hadits ketika
umurnya belum genap sembilan tahun. [3]
At-
Thabari memulai petualangan keilmuannya ketika berusia dua belas tahun ( 236
H). beliau banyak belajar kebeberapa daerah dan berguru kebeberapa ulama yang
ahli dibidangnya masing-masing. Perjalanan pertamanya adalalah ke Ray, sebuah
kota terletak di Taheran, Iran. Di kota ini, beliau belajar hadits kepada salah
satu guru utamanya yaitu Muhammad bin Humaid al-Razi ketika ia berusia 17
tahun. [4]
Kemudian imam At-Thabari pergi ke Baghdad pada 241 H. untuk belajar
fiqih kepada Imam Ahmad bin Hambal, namun sayang Imam Ahmad Bin Hambal terlebih
dahulu wafat sebelum Imam At-Thabari sampai di kota itu. Kemudian Imam At-Thabari
melanjutkan perjalanannya ke Basrah setelah itu ke Kuffah dan ke Baghdad dan
tinggal di Baghdad untuk beberapa lama sebagai tahap pertama petualangan
intelektualnya .[5]
Tahap
kedua petualangan intelektualnya dimulai pada tahun 245 H. Beliau pergi Ke Syam
(Syiria) untuk belajar ilmu Qira’at kepada al-Abbas bin al- Walid al- Bairuni
dengan Qira’atnya yang syamiyyin. Kemudian Imam At-Thabari belajar Fiqih
ke Imam al-Syafi’I, yaitu A- Muzani (w. 268 H) dan Imam At-Thabari juga belajar
Fiqih Maliki kepada Muhammad bin Abdullah bin Al-Ahkam dan Muhammad bin Ishaq
bin Khuzaimah. Pada tahun 290 H ( 291 H ), At-Thabari kembali ke Thabraistan
dan bermukim sejenak hingga beliau pergi ke Baghdad dan tinggal disana hingga
akhir hayatnya.
Adapun
Karya-karya Imam At-Thabari yaitu, Adab
al-Qadhah, Adab al-Manasik, Adab al-Nufus, kitab Tafsir Jami’ al-Bayan, Tarikh
al-Umam wa al-Mulk dan lain sebagainnya.
B. Latar Belakang Penulisan Kitab
Beberapa keterangan menyebutkan latar belakang penulisan Jâmi’
al-Bayân fî Tafsîr Al-Qur’ân adalah karena keprihatinan At-Thabari
terhadap umat Islam dalam memahami Al-Qur’an. Mereka sekadar
bisa membaca Al-Qur’an tanpa tahu makna sesungguhnya. Karena itulah, At-Thabari
menunjukkan berbagai kelebihan Al-Qur’an dengan mengungkap berbagai makna
hingga kelebihan susunan bahasanya seperi nahwu, balaghah, dan lain sebagainya.
Bahkan jika ditilik dari namanya, kitab ini merupakan kumpulan keterangan (jâmi’
al-bayân) pengetahuan yang cukup luas meliputi berbagai disiplin keilmuan
seperti qira’at, fiqh, dan aqidah.[6]
C. Analisis Tafsir
- Sumber
Penafsiran
Sumber
penafsiran tafsir Jami’ al-Bayan adalah bi al-Matsur, yaitu
penafsiran yang bersumber pada ayat-ayat al-Qur’an dan riwayat-riwayat yang di
sandarkan kepada Nabi Saw., pedapat para sahabat, tabi’in, syair Arab dan sirah
Nabawiyah. At-Thabari hanya mengunakan hadits-hadits yang shahih, baik dari
segi sanad maupun matan. Beliau juga mengomentari atau mengkritisi bila
terdapat hadits yang dha’if, baik dari sanad maupun matan.
Selajutnya,
penafsiran dan pendapat para sahabat. Terdapat sepuluh pendapat sahabat yang
seringkali beliau kutip, yaitu: khulafa al-rasyidin, Abdullah ibn
Mas’ud, Abdullah ibn Abbas, Ubay ibn Ka’ab, Zaid ibn Tsabit, Abu Musa
al-‘Asy’ari, dan Abdullah ibn Zubair. Sedangkan dari tabi’in, beliau seringkali
mengutip riwayat (hadits) dan pendapat dari Said ibn Jabir, Mujahid ibn Jabir,
Ikrimah, dan al-Dhahhak. Tafsir Jami’ al-Bayan ini pembahasannya mencakup
beberapa disiplin ilmu, seperti kebahasaan, nahwu, syair dan ragam qira’at yang
dikutip.[7]
- Metode
dan Corak Penafsiran
Metode
tafsir yang digunakan oleh at-Thabari adalah metode tahlili. Yaitu suatu metode
menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan memaparkan aspek yang terkandung di
dalamnya yang urutannya disesuaikan dengan tertib surat yang ada dalam mushaf Utsmani.
Metode ini menjelaskan pula kosa kata (susunan kalimat), munasabah (kolerasi)
antar ayat maupun antar surat, menjelaskan asbabul al-nuzul, dan
mengutip dalil-dalil dari Nabi Saw., sahabat dan tabi’in.
- Sistematika
Penyajian dan Penafsiran[8]
Sistematika
Penyajian kitab Tafsir At-Thabari adalah sebagai berikut:
1. Kitab
Tafsir At-Thabari terdiri dari 24 jilid.
2. Sebelum
masuk ke penafsiran, pada jilid I, at-Thabari menjelaskan seputar penjelasan
seputar biografi pengarang, kata pengantar – diantarnya meliputi latar
belakang penulisan, penjelasan mengenai metode yang digunakan untuk menafsirkan
al-Qur’an, landasan dibolehkannya menafsirkan al-Qur’an, dan lain-lain.
3. Setelah
itu, at-Thabari masuk kepada ranah penafsiran. Beliau mengawali dengan
penyebutan nama surah, kemudian lafadz basmalah, dan pecantuman kalimat القول
فى تفسير السورة كذاوكذا dan القول
فى تأويل كذاوكذا.
4. Kemudian
at-Thabari membahas ayat per-ayat al-Qur’an dan kemudian riwayat dari Nabi
Saw., sahabat, dan tabi’in setelah penyebutan ayat al-Qur’an yang dibahas.
Sistematika
penafsiran kitab Tafsir At-Thabari adalah sebagai berikut:
1. Setelah
pencantuman nama surat dan ayat al-Qur’an yang dibahas, at-Thabari menampilkan
riwayat-riwayat, yang terdiri dari Nabi Saw., sahabat, dan tabi’in yang
berkaitan dengan ayat al-Qur’an yang dibahas.
2. Beliau
juga menjelaskan tentang sabab al-nuzul dari ayat al-Qur’an yang dibahas,
seperti membahas QS. Ali Imran [3]: 1-2.
3. Setelah
itu, beliau juga menjelaskan perbedaan qira’at, apabila ayat al-Qur’an yang
dibahas mengandung perbedaan qira’at, seperti QS. Ali Imran [3]: 2.
4. Kemudian
at-Thabari menjelaskan ayat al-Qur’an. Apabila terdapat perbedaan riwayat
tentang makna kata dari suatu ayat al-Qur’an, beliau menampilkan terlebih
dahulu perbedaan itu, kemudian beliau tarjih (memilih riwayat atau
pendapat yang lebih atau paling kuat) terhadap riwayat atau pendapat yang
beliau kutip.
- Karakteristik
Tafsir[9]
Secara
umum, Tafsir At-Thabari memiliki beberapa karakteristik penafsiran yang dapat
dilihat dalam karya besar ini. Beberapa karakteristik tersebut diantaranya
adalah:
1. Melakukan
tarjih terhadap riwayat atau hadits yang dikutip.
Contoh
pengutipan riwayat atau hadits yang ditarjih oleh beliau adalah ketika
menafsirkan QS. Al-Baqarah [2]: 7. Beliau memaparkan riwayat-riwayat yang
berkaitan dengan ayat tersebut. Dan diakhir penjelasannya, beliau mengatakan: والحق
فى ذلك عندى ما صح بنظيره الخبر عن رسول الله (yang benar dalam hal ini menurutku adalah
hadits yang diriwayatkan oleh Rasulullah Saw..
2.
Menjelaskan
aspek kebahasaan (nahwu dan i’rab)
Dalam
kitabnya, beliau juga menjelaskan aspek kebahasaan dari sisi nahwu dan i’rab
dalam penafsirannya. Seperti ketika beliau menafsirkan QS. Al-Baqarah [2]: 58.
3.
Menggunakan
qira’at pada penafsirannya
Dalam
kitab Tafsir At-Thabari seringkali ditemukan penjelasan tentang qira’at ketika
mengungkapkan maksud ayat al-Qur’an yang ditafsirkan. Beliau juga melakukan tarjih
terhadap qira’at-qira’at yang ia kutip beserta dengan penjelasannya. Seperti
ketika menafsirkan QS. Al-Baqarah [2]: 36.
4.
Mengutip
syair-syair Arab klasik
At-Thabari
juga mengutip syair Arab untuk menjelaskan makna kalimat yang terkandung dalam
ayat al-Qur’an. Terkadang beliau menyebutkan nama penyairnya, namun tidak
jarang pula beliau langsung menyebutkan syairnya. Seperti QS. Al-Baqarah [2]:
58.
- Contoh
dari Tafsir Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil Ayi al-Qur’an
1. Melakukan
tarjih terhadap riwayat atau hadits yang dikutip
2.
Menjelaskan aspek kebahasaan
(nahwu dan i’rab)
3.
Menggunakan qira’at dalam
penafsiran
4.
Mengutip syair-syair Arab klasik
Penutup
1. Abu Ja’far
Muhammad bin Jarir bin Binyasid bin Katsir bin Ghalib al- Thabari adalah nama
lengkap Ibn Jarir At-Thabari. Beliau dilahirkan pada tahun 224 H/839 M di Amol,
nama daerah di Thabaristan.
2. Sumber
penafsiran tafsir Jami’ al-Bayan adalah bi al-Matsur, yaitu
penafsiran yang bersumber pada ayat-ayat al-Qur’an dan riwayat-riwayat yang di
sandarkan kepada Nabi Saw., pedapat para sahabat, tabi’in, syair Arab dan sirah
Nabawiyah.
3. Metode
penafsiran yang digunakan adalah metode tahlili.
4. Keprihatinan At-Thabari terhadap umat Islam dalam memahami
Al-Qur’an, telah melahirkan sebuah Kitab Tafsir yang sangat
bermanfaat bagi seluruh umat Islam. Bahkan kitab tafsirnya termasuk dalam
kategori Kitab Tafsir bil ma’tsur yang sempurna.
Daftar
Pustaka
Al-Mahmud,
Yani’ Abd al-Halim. Manahij al-Mufassirun. t.tp: Dar al-Kitab al-Misri.
1978
Al-Munawar,
Said Agil Husin. Al-Qur’an Membangun
Tradisi Kesalehan Hakiki. Jakarta: Ciputat Press. 2002
Amal,
Taufik Adnan. Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Alvabet.
2005
At-Thabari,
Ibn Jarir. Tafsir at-Thabari. (Kairo: Hijr. 2001)
Ghofur,
Saiful Amin. Profil Para Mufasir Al-Qur’an. Yogyakarta: Insan Madani. 2007
Syibromalisi,
Faizah Ali dan Jauhar Azizy. Membahas Kitab Tafsir Klasik-Modern
Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah. 2011
[1] Said Agil Husin al-Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki
(Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 3
[2] Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi
Sejarah al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005), hal. 2
[3] Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir
Klasik-Modern (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011), hal.
1
[4] Yani’ Abd al-Halim al-Mahmud, Manahij al-Mufassirun ( t.tp
: Dar al-Kitab al-Misri, 1978 ), hal. 39-40
[5] Op Cit. Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas
Kitab Tafsir Klasik-Modern, hal.2
[7] Op Cit. Faizah Ali Syibromalisi, Jauhar Azizy. Membahas Kitab
Tafsir Klasik-Modern, hal. 6
[8] Ibid. Faizah Ali Syibromalisi, Jauhar Azizy. Membahas Kitab
Tafsir Klasik-Modern, hal. 16-17
[9] Ibid. Faizah Ali Syibromalisi, Jauhar Azizy. Membahas Kitab
Tafsir Klasik-Modern, hal. 12-15
mbak ulfah assalamu'alaikum ..
BalasHapusmbak ulfah ada soft file buku "membahas kitab tafsir klasik-moder" karya Faizah Ali Syibromalisi? boleh minta tolong kirim ke email saya? saya butuh banget buat rujukan utama bab 3 saya mbak..lokasi saya sgt jauh dg uin.. sebelumnya maaf dan terimakasih banyak
email saya : aisyah.mufidah24@gmail.com
BalasHapusWaalaikumsalam , untuk bukunya saya tdk punya soft copy y, bisa dibeli bukunya mbaa.
Hapus